Senin, 23 Juni 2008

Presiden ke Tanjabtim Sebaiknya Lewat Udara

Jambi -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kunjungannya ke Muarasabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi untuk membuka puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke XV pada 29 Juni 2008 sebaiknya menggunakan jalur udara bukan jalur darat.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Walhi Jambi, Arif Munandar di Jambi, Senin, agar Presiden mengetahui kondisi kerusakan lahan dan hutan di Jambi, terutama kerusakan parah Taman Nasional Berbak (TNB) di daerah itu jika menggunakan jalur udara.
Ia menilai ada upaya mengalihkan Presiden menggunakan jalur darat dari Kota Jambi-Muarasabak (berjarak 125 km) ke lokasi acara Harganas sekaligus Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke V agar tidak melihat kondisi kerusakan hutan Jambi itu.
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, merupakan wilayah pantai timur Provinsi Jambi yang memiliki kawasan lahan basah terluas di Asia Tenggara, serta Taman Nasional Berbak (TNB) dan Hutan lindung lahan gambut.
Walhi menilai laju kerusakan hutan di Tanjabtim akibat konversi kawasan hutan untuk kepentingan industri yang tidak berorientasi kepentingan lingkungan tersebut semakin meningkatnya laju kerusakan hutan gambut.
Kondisi kerusakan hutan, lahan gambut, dan degradasi kawasan resapan air itu juga diperparah kebakaran hutan yang kerap terjadi setiap musim kemarau.
TNB juga mengalami laju kerusakan yang cukup parah akibat pembalakan liar, kebakaran hutan dan lahan. TNB seluas 162.700 hektar telah mengalami deforestasi 50 persen dari total luas kawasan menjadi 81.350 ha.
Pada 1997 TNB mengalami kebakaran seluas 25.000 ha. Hal ini disebabkan pembukaan besar-besaran perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri (HTI).
Tanjabtim juga memiliki hutan bakau (manggrove) seluas 64.749 ha, namun telah mengalami kerusakan 94 persen atau tersisa 251 ha, katanya.
Dampak itu semua telah menyebabkan wilayah pantai timur itu terus mendapat ancaman pengikisan pantai (abrasi).****

Tidak ada komentar: