Minggu, 15 Juni 2008

KENAIKAN PUPUK KURANG PENGARUHI NILAI TUKAR PETANI

Jambi - Kenaikan harga pupuk dan ditambah kelangkaan untuk mendapatkannya, kurang mempengaruhi terhadap meningkatnya Nilai tukar petani (NTP) atau tingkat kesejaheraan petani Jambi yang pada April lalu tertinggi di Sumatera.
Tingkat kesejahteraan petani Jambi naik 2,65 persen dari 123,93 pada Maret menjadi 127,21 (April 2008), hal itu disebabkan kenaikan indeks yang diterima petani lebih besar dari kenaikan indeks yang dibayar, kata Kepala BPS Jambi, Dyan Pramono Effendi.
Nilai tukar petani adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayarkan dengan dinyatakan dalam bentuk presentase.
Sehingga NTP merupakan cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani, di mana semakin tinggi NTP semakin sejehtera tingkat kehidupan petani.
Pada April lalu NTP Jambi paling tinggi di Sumatera, di mana naiknya atau meningkatnya kesejahteraan petani disebabkan naiknya indeks yang diterima petani perkebunan rakyat 3,62 persen dan penerimaan petani tanaman bahan makanan naik 2,85 persen.
Sedang indeks harga yang diterima petani juga naik 3,33 persen dan kenaikan ini jauh lebih besar dari kenaikan yang terjadi pada indeks yang dibayar petani.
Perkebunan rakyat terutama komoditi karet yang mengalami kenaikan sangat berarti merupakan salah satu pemberi andil besar terhadap NTP Jambi pada April lalu 2,27 persen.
Kelompok tanaman bahan makanan juga naik 2,85 persen terutama disebabkan komoditi sayur-sayuran seperti cabe merah, kentang dan kacang panjang mengalami kenaikan harga sehingga turut memberikan andil meningkatnya NTP.
Komponen harga yang dibayar petani adalah berupa konsumsi rumah tangga seperti makanan, perumahan, pakaian dan aneka barang dan jasa, penambahan barang dan modal berupa upah, non faktor produksi, penambahan barang, modal dan lainnya.
Dari delapan provinsi yang ada di Sumatera sebanyak lima provinsi mengalami kenaikan indeks termasuk Jambi yang tertinggi mencapai 2,65 persen dan terkecil di Sumatera Selatan -4,93 persen.***

Tidak ada komentar: