Senin, 23 Juni 2008

Mafia Gunakan Kendaraan Bodong "Kuras" BBM

Jambi -
Pengisian bahan bakar minyak (BBM) premiun menggunakan jerigen, mobil dan sepeda motor bodong dengan memodifikasi tangki minyak yang dikoordinir mafia banyak melakukan pengisian di salah satu SPBU bawah Kota Bangko, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
Berdasarkan pengamatan wartawan di SPBU tersebut, Senin, akibat perlakuan sejumlah oknum warga sekitar SPBU itu telah menyebabkan antrian panjang kendaraan, bahkan tindakan mafia yang "menguras" BBM di SPBU Merangin dilaprokan melanggar tata niaga minyak.
Antrian panjang kendaraan pribadi dan sepeda motor itu juga sebagian milik warga sekitar, sehingga pemilik kendaraan dari luar yang ikut antri berjam-jam selalu diserobot kendaraan lain yang dikoordinir preman setempat.
Praktek tersebut menurut warga sekitar telah berlangsung lama, karena kelihatannya bekerjasama dengan petugas SPBU.Pengisian berulang-ulang menggunakan jerigen dan sepeda motor dengan tangki yang dimodifikasi rata-rata berisi 20 sampai 25 liter itu setelah ditimbun lalu dijual ke industri di daerah itu.
Sebab perbedaan harga BBM di SPBU dan industri dua kali lipat. Mereka rata-rata menjual bensin ke industri Rp10.000 sampai Rp15.000 per liter.
Disinyalir praktek tersebut memiliki jaringan dengan para spekulan penimbun BBM di daerah itu. Sementara Pemkab Merangin dan polisi setempat terkesan tutup mata.
Anehnya pihak SPBU dalam beberapa waktu sekejap telah menutup penjualan BBM dengan alasan habis, namun di depan SPBU para mafia memiliki stok BBM yang cukup banyak dan menjualnya dengan harga Rp 350.000/galon (isi 35 liter jenis premium).
Pada Minggu (22/6) SPBU sekitar tiga kilometer dari Kota Bangko tersebut mendapat pasokan premium dari Pertamina 20 kiloliter (20 ton). Namun alokasi tersebut sebagian besar beralih ke oknum-oknum tersebut yang berpura-pura melakukan antrian dengan sepeda motor dan mobil.
Salah seorang oknum pelaku menceritakan, praktek tersebut mereka sebut "melansir" agar tidak diketahui masyarakat umum.
Dari hasil melansir itu mereka tiap hari bisa mendapatkan keuntungan antara Rp1 juta hingga Rp2 juta, terutama saat pasokan BBM ke daerah itu terlambat masuk dari Pertamina.****

Tidak ada komentar: