Selasa, 15 Juli 2008

SBY-JK Perlu Minta Maaf kepada Rakyat

Jambi -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah semestinya meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, atas kegagalan mereka menjalankan amanah rakyat, terkait terjadinya krisis energi yang semakin parah dan akhirnya berimbas terhadap semakin terpuruknya perekonomian rakyat seperti yang terjadi sekarang ini.
Hal itu dikatakan mantan anggota DPR-RI Drs Usman Ermulan MM kepada Pelita, Senin (14/7), saat dimintai tanggapannya tentang terjadinya krisis energi, seperti bahan bakar minyak (BBM) dan pemadaman arus listrik yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
Dikatakan Usman, sangat tidak berlebihan jika SBY-JK meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, atas kegagalan mereka dalam menjalankan roda pemerintahan sehingga akhirnya memicu terjadinya krisis energi dan akhirnya dirasakan rakyat sebagai pukulan berat dalam kehidupan secara luas.
Sudah sepatutnyalah mereka meminta maaf kepada seluruh rakyat di negeri ini yang kondisi hidup dan kehidupannya semakin jauh dari cita-cita untuk hidup makmur dan sejahtera itu, katanya.
Lebih lanjut mantan Bupati Tanjung Jabung Barat Drs H Usman Ermulan MM menyebutkan, kelangkaan BBM yang terjadi tidak saja di Jambi, Riau dan sebagian daerah lainnya di Indonesia, merupakan bukti nyata buruknya hasil kinerja para pemimpin bangsa sekarang ini.
Apalagi ditambahkan Usman, malah kelangkaan BBM dan akhirnya memicu naiknya harga BBM yang di jual pedagang eceran hingga berkali-kali lipat itu, justru setelah pemerintah mencabut subsidi BBM dan menaikan harga BBM hingga mencapai 28 persen lebih dengan dalih hanya bertujuan untuk menekan defisit APBN.
Semestinya, kalaulah kebijakan SBY-JK itu betul-betul punya keperpihakan kepada rakyat di negeri ini, tentu taklah sepatutnya krisis energi bisa terjadi di Indonesia yang selama ini dikenal sebagai negara kaya dengan cadangan energinya yang juga cukup berlimpah ruah.
Selanjutnya, Usman pun mengaku sangat tidak setuju atas kebijakan pemerintah di era SBY-JK yang lebih mengutamakan hasil eksplorasi minyak untuk kebutuhan ekspor karena tergiur harganya yang mahal.
Semestinya, SBY-JK lebih dahulu mengamankan kebutuhan minyak dalam negeri kita, kalaulah dari situ nanti ada kelebihan baru di ekspor. Kalaupun tidak, hasil eksplorasi minyak itu yang justru perlu ditingkatkan agar Indonesia tetap dapat melakukan ekspor minyaknya.
Tetapi kenyatannya tidak demikian, dan malah kebutuhan minyak dalam negeri dikurangi sehingga memicu terjadinya kelangkaan disamping itu juga hasil eksplorasi minyak hasilnya jauh menurun di bandingkan dengan ketika sebelum SBY-JK memimpin negara ini.
Itulah sebabnya menurut Usman, karena telah terjadinya kegagalan yang dilakukan SBY-JK dalam memimpin bangsa dan negara ini, tentu sudah sepatutnya pula kedua pemimpin bangsa itu untuk meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, karena meraka dipilih secara langsung oleh rakyat pada Pemilihan Presiden (Pilpres) empat tahun lalu. ****

Tidak ada komentar: