Senin, 21 Juli 2008

Warga Tuding PDAM Tak Bertanggung Jawab

Jambi -
Sejumlah pelanggan menuding kalau PDAM Thirta Mayang Jambi kurang bertanggungjawab soal krisis air bersih, khususnya pasokan dari perusahaan daerah tersebut. Krisis air minum selama tiga pekan terakhir, tak ada solusi yang diperbuat oleh PDAM Jambi kepada pelanggan yang sudah mengeluh panjang soal krisis air bersih tersebut.
Demikian benang merah yang dapat disimpulkan koran ini (21/7) dari sejumlah pelanggan PDAM Jambi soal tidak mengalirnya pasokan air bersih selama tiga pekan.
"Saya sangat kecewa dengan kinerja PDAM Jambi ini. Tidak ada upaya untuk mengatasi krisis air ini. Alasan tidak mengalirnya air akibat biarpetnya listrik, kurang masuk akal. PDAM tampaknya tak bertanggung jawab akan hal ini,"ujar Florensi, warga Kebun Handil, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.
Menurut Florensi, karena tidak mengalirnya air dari PDAM tiga pekan terakhir, membuat dirinya dan saudaranya resah. Kesulitan mendapatkan air bersih membuat aktivitas warga Jambi yang air bersihnya bersumber dari PDAM terganggu.
"Tiap hari kita harus mengungsi kerumah saudara untuk mandi, cuci dan mengambil air minum. Sementara PDAM Jambi tidak ada memberi solusi. Bisa saja PDAM Jambi menyuplai air dalam tangki,"katanya.
Hal senada juga diutarakan, Rizal Ependi (32), warga Paal Merah, Jambi Selatan. Menurutnya, tersendatnya pasokan air dari PDAM Jambi menunjukkan perusahaan daerah itu tidak bertanggungjawab kepada pelanggannya.
"Bisa saja PDAM menjual air dengan cara mobil tangki kewarga. Ini justru dibiarkan warga kesulitan mendapatkan air bersih. Kemudian kepedulian Pemerintah Kota Jambi dalam menyikapi krisis air bersih di Jambi, nyaris tidak ada. Semua pejabatnya sibuk mengurus pribadi masing-masing. Apalagi jelang Pilkada Kota Jambi ini, semua pejabat sibuk tak karuan,"ujarnya.
Sementara itu, Asenk Lee Saragih (34) warga Bedeng VI, Kelurahan Kebun Handil, Jelutung, Kota Jambi mengatakan, tersendatnya aliran air bersih dari PDAM selama tiga pekan terakhir, salah satu bukti kalau perusahaan milik pemerintah daerah itu tak profesional.
"Kalau tagihan rekening air tidak bisa terlambat. Kalau terlambat langsung di denda. Kemudian pembayaran air saat mati dan lancar sama saja. Semuanya mahal, sepertinya pencatat meteran hanya tembak diatas kuda. Memang perusahaan PDAM Thirta Mayang Jambi tak bertanggung jawab terhadap pelanggannya,"katanya.
Sulitnya mendapatkan air bersih di Kota Jambi saat ini, membuat warga memilih membuat sumur bor dan sumur baru. Hal tersebut tampakdi Perumnas Jelutung, Kota Jambi. Sementara itu tiga orang pekerja pembuat sumor bor di Perumnas Jelutung pingsan karena tersengat aliran listrik saat besi bor menyentuh kawat listrik diatasnya,Senin (217).Sipemilik rumah terpaksa memberhentikan penggalian sumur bor tersebut karena trauma akan kejadian tersebut.***

Tidak ada komentar: