Minggu, 20 Juli 2008

Penambahan Kuota BBM Untungkan Spekulan

Jambi -
Usulan Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin ke Komisi VII DPR untuk menambah kuota bahan bakar minyak BBM daerah itu amat menguntungkan para spekulan.
Direktur National Park Safety Foundation (NP Sand), Donny Pasaribu yang selama ini terus mengkritik ketidakberesan pendistribusian BBM di Jambi, menilai penambahan kuota BBM itu juga tidak akan bermanfaat bagi masyarakat.
"Saya menilai kuota BBM untuk Jambi selama ini mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jika pendistribusiannya tepat sasaran, tidak permainan dan spekulan," ujarnya.
Ia mengakui, "pemain minyak" di Jambi saat ini cukup banyak, karenanya untung yang diperoleh sangat menggiurkan. Itu terjadi akibat kesenjangan harga umum dan industri yang jauh berbeda.
"Akibat itu jatah BBM yang semula untuk masyarakat beralih ke industri, termasuk diselundupkan ke luar negeri," katanya.
Penyaluran BBM premium, solar, dan minyak tanah di Jambi, katanya, paling pokok dilakukan adalah pengawasan ketat yang dilakukan Pertamina dan BP Migas, serta aparat keamanan.
Ia menyatakan, jika pendistribusian BBM bisa tertib dan tepat sasaran, kelangkaan BBM dan antrian panjang kendaraan di SPBU di Jambi seperti tiga hari lalu tidak akan terulang lagi.
"Sekarang tinggal keseriusan pengawasan mau atau tidak. Kuncinya ada di tangan aparat di lapangan," jelas Donny.
Sementara itu, Gubernur Jambi H Zulkifli Nurdin menyatakan, Komisi VII DPR RI telah menyetujui usulan penenambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) untuk daerah itu dengan memanggil dan berkonsultasi dengan Pertamina.
Penambahan kuota BBM itu diantaranya solar dari 700 kiloliter (kl) per hari menjadi 850 kl, premium dari 600 kl menjadi 700 kl, minyak tanah dari kebutuhan perhari 300 kl menjadi 400 kl.
Sementara untuk kebutuhan BBM industri dari 200 kl per hari menjadi 350 kl, dan kebutuhan BBM solar PT PLN Jambi 200 kl menjadi 350 kl per hari.
Gubernur Jambi mengusulkan penambahan kuota BBM itu dengan alasan meningkatnya jumlah penduduk dan jumlah kendaraan sejak tahun 2005 mencapai 54 persen.
Lalu pertambahan industri minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil---CPO) dari 12 menjadi 37 unit, serta meningkatnya perusahaan pertambangan batubara dan industri pengolahan aspal yang tersebar di 10 kabupaten/kota di Jambi.
Kemudian juga terjadi penambahan kapal motor nelayan mecapai 3.243 unit yang seluruhnya membutuhkan BBM premium, solar, minyak tanah.
Jambi sejak tahun 2005 tidak pernah ada penambahan kuota BBM dari Pertamina, malah dikurangi dari 16.000 kl menjadi 13.000 kl.****

Tidak ada komentar: