Minggu, 27 Juli 2008

Rakyat Jangan Pilih Pemimpin Serakah

Jambi -
Ketua DPP Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Provinsi Jambi Drs. H. Usman Ermulan, MM mengimbau masyarakat Jambi khususnya dan rakyat Indonesia umumnya jangan sampai memilih calon pemimpin (Caleg, Cawako/Cabup, Cagub dan Presiden) yang terlibat pidana korupsi atau pidana lainnya.
"Bila menginginkan tata kelola pemerintahan yang baik, maka kewajiban pertama bagi masyarakat di Indonesia tidak memilih calon pemimpin yang bermasalah," katanya.
Menurut H. Usman Ermulan, kejelian dan ketelitian masyarakat untuk memilih calon pemimpin, baik yang duduk di eksekutif maupun legislatif pada tingkat pusat atau daerah, cukup penting agar tata kelola pemerintahan masa akan datang lebih baik lagi.
Menurut dia, masyarakat harus diberi pembelajaran bagaimana memilih pemimpin yang tidak bermasalah itu. “Jangan pilih pemimpin yang serakah, yang materialis dan hanya mementingkan diri sendiri, tanpa peduli dengan penderitaan rakyat,” katanya.
Seperti saat ini, kelangkaan BBM, harga Sembako yang tidak terkendali serta krisis energi membuat rakyat semakin menderita, sementara pemimpin daerah dan oknum anggota Dewan dari parpol tertentu justeru tak begitu peduli.
“Saat ini, pemadaman PLN bergilir di Jambi justeru telah membuat Jambi dan perekonomian terganggu, generasi muda tidak bias belajar dengan baik, mestinya pemimpin Jambi tanggap dengan hal itu, apalgi di Jambi saat ini hanya Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang surplus energi listrik, tetapi tidak dimanfaat maksimal oleh pemimpin daerah untuk memenuhi kebutuhan listrik Jambi,”katanya.
Oleh karena itu, masyarakat harus pintar memilih calon pemimpin dan setidaknya mengetahui sedikit perjalanan karir para calon pemimpin.
"Jika calon pemimpin sudah jelas bermasalah baik pidana atau moralnya tercoreng, untuk apa dipilih lagi," katanya.
Ia menilai, kalau wakil rakyat duduk di legislatif dan pemimpin di eksekutif sudah punya masalah, jelas tata kelola pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik.
Ketua PDK, menilai kekuatan partai politik (parpol) sudah jauh melemah, dimana banyak orientasinya politiknya pada materi, hanya sedikit orientasinya kepada ideologi kebangsaan, sehingga kondisi ini menjadi satu masalah juga.
"Ketika kita mendapatkan pemimpin yang individualis dan materialis, tetapi bukan pemimpin yang idealis dan nasionalis, bagaimana negara akan kuat dan maju," tambahnya.
Menurut dia, untuk konteks Indonesia pemimpin yang dicari, cinta kepada bangsa dan negara, berakhlak mulia, beriman dan bertakwa serta beribadah yang baik.***

Tidak ada komentar: