Rabu, 07 Mei 2008

Tiga Orang Siswa Tolak Ikut UN

Muara Sabak - Tiga dari 70 siswa peserta Ujian Nasional (UN) SMP Negeri 1 Dendang menolak mengikuti UN yang telah diselenggarakan Senin lalu. Padahal pihak sekolah telah berupaya menemui dan meminta siswa tersebut untuk ikut ujian penentu kelulusan siswa kelas tiga itu.
Kepala SMPN 1 Dendang Hidrayati mengungkapkan, pihaknya telah berusaha menemui anak dan orangtuanya untuk membujuk anak tersebut mengikuti UN. Sayangnya, bujukan tersebut kurang ditanggapi ketiga siswa tersebut. Ketiga siswa itu, Surini, Ahmad Hidayat dan Agus Haryanto. Bahkan, hingga hari ketiga pelaksanaan UN kemarin (7/5) ketiga siswa itu tak kunjung datang.
‘’Sebelum pelaksanaan UN ini kita sudah menemui mereka. Padahal satu di antara mereka (Ahmad Hidayat,red) telah mengikuti tryout sampai hari ketiga,’’ sebut Hidrayati.
Wakil Bupati Tanjab Timur M Juber Sag yang memantau pelaksanaan UN di SMP tersebut sempat kaget mengetahui ada siswa yang menolak ujian. Ia sangat menyayangkan kejadian itu dan berharap orang tua ataupun siswa bersangkutan untuk melapor ke sekolah agar bisa mengikuti ujian susulan.
‘’Saya minta pihak sekolah kembali mendatangi orang tua siswa tersebut agar anaknya tetap mengikuti ujian susulan. Sayang kalau dia tidak ikut ujian,’’ ucap M Juber kepada kepala sekolah dan sejumlah guru di SMP tersebut.
Penolakan tiga siswa ini untuk mengikuti ujian diduga karena tidak mampu mengisi jawaban UN. Apalagi standar kelulusan naik. Try out yang sempat diikuti pun diduga tidak mampu menyakini mereka agar lolos dalam UN. Namun hal ini dibantah oleh M Juber. Menurutnya, sesulit apa pun soal UN mereka harus mengikuti ujian. ‘’belum tentu mereka tidak lulus meski standar kelulusan naik tahun ini. Yang penting itu ada keinginan mereka untuk terus belajar dan itu menjadi tanggung jawab orang tua, guru dan pemerintah. Tingginya standar kelulusan itu seharusnya dijadikan motifasi siswa untuk terus belajar,’’ jelasnya.
Saat mengikuti UN hari ketiga dengan mata uji Bahasa Inggris, terdapat satu lembar jawaban ujian nasional (LJUN) yang terkelupas atau cacat. Setelah berkoordinasi dengan panitia dan TPI, maka lembara jawaban itu pun diganti.
Sementara itu, di SMP 2 Muarasabak Barat terdapat satu orang yang tidak mengikuti UN. Siswa ini memang sudah tidak masuk sekolah lagi sejak enam bulan lalu. Menurut kepala sekolah SMP 2, Adrinato, pihaknya sudah menemui orang tua siswa untuk menanyakan kelanjutan pendidikan anaknya. ‘’Dia sudah tidak aktif sejak enam bulan lalu. Mungkin dia memang tidak mau bersekolah lagi padahal kita berharap dia datang kesekolah untuk mengikuti UN,’’ ucapnya.***

Tidak ada komentar: