Selasa, 06 Mei 2008

Diduga ‘Dimainkan’ Spekulan Pupuk

Muarojambi – Muarojambi saat ini langka pupuk, petani sangat kesulitan mendapatkan pupuk urea bersubsidi, bahkan peredaran pupuk bersubsidi didistributor menghilang sama sekali. Tidak diketahui penyebabnya sehingga petani mengeluh, terutama petani musiman mau tanam tapi tidak bisa karena tidak mempunyai pupuk.
Namun demikian, ada yang menduga menghilangnya pupuk urea bersubsidi, akibat ulah spekulan pupuk, yang ‘memainkan’ jatah pupuk petani, dan dijual ke perusahaan yang memerlukan pupuk ures untuk pembuatan lem.
Menanggapi permasalahan tersebut Ketua BK DPRD Muarojambi sekaligus ketua Himpinan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) untuk Muarojambi Usman Efendi, kepada mengatakan, pupuk subsidi di Muarojambi sekarang ini sudah sangat sulit ditemukan dan bahkan sudah menghilang dari penyalur distributor, akibat dari menghilangnya peredaran pupuk subsidi dimuarojambi, membuat petani menjadi menjerit, terutama bagi petani musiman seperti tanaman palawija yang sangat membutuhkan pupuk.
Usman Efendi mengatakan, kelangkaan pupuk subsidi dimuarojambi diduga memang ada permainan dikalangan pengusaha – pengusaha, dengan sengaja mengalih fungsikan pupuk subsidi kepupuk non subsidi, karena pupuk tersebut masih ada ditemukan ditempat distributor, namun bedanya yang ada hanya pupuk yang non subsidi sementara pupuk yang subsidi sama sekali tidak ditemukan.
Kuat dugaan pupuk yang ada ditempat – tempat distributor, sengaja dijual keperusahaan – perusahaan besar, dengan cara mengganti karung pupuk subsidi dengan karung pupuk non subsidi, sehingga para pemain dapat menjual dengan harga yang tinggi, mengenai permasalahaan tersebut Usman juga mengatakan, sudah melaporkan permasalahan tersebut kepada DPRD Propinsi Jambi dan Ketua HKTI Pusat Prabowo.
Juanda Anggota DPRD Muarojambi dapil Marosebo Sekernan mengatakan, sudah melakukan pengecekan dibeberapa tempat penyaluran pupuk, dan pupuk tersebut masih ada, namun para penyalur atau penjual dengan sengaja tidak menjual kepada petani yang membutuhkan, namun pupuk tersebut sengaja dijual kepada pihak lain atau perusahaan – perusahaan besar, dengan cara menukar karung pupuk subsidi dengan karung non subsidi, sehingga dapat dijual dengan harga yang tinggi. ***

Tidak ada komentar: