Rabu, 07 Mei 2008

RI Negara yang ‘Bukan-bukan’

Walaupun bertampang serius dan seorang Utadz, Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid dapat berguyon di depan sejumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di luar negeri dengan mengatakan bahwa Indonesia itu negara yang bukan-bukan.
Ketua MPR Hidayat mengeluarkan joke politik ketika membuka konferensi internasional Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Universiti Islam Antarbangsa (UIA), Senin, yang membahas 10 tahun reformasi di Indonesia dari berbagai bidang.
"Dewan wakil rakyat kita dibilang dua kamar bukan. Satu kamar juga bukan. Lalu apakah Indonesia itu menganut sistem presidensial juga bukan, karena DPR makin kuat. Lalu sistem parlementer juga bukan," kata Hidayat. Ini semua, lanjut dia, disebabkan karena ideologi yang juga kurang jelas.
Apakah Pancasila itu sosialis ? "Bukan," katanya. Apakah Pancasila itu kapitalis ? "Bukan," jawab dia. Apakah Pancasila itu komunis ? "Bukan juga," katanya.
"Jadi Indonesia itu negara yang bukan-bukan karena bukan menganut ini dan bukan menganut itu," kata Ketua MPR yang akan menikah kedua kalinya minggu depan. Langsung para mahasiswa tertawa mendengarnya.
Tapi menurut dia, demokrasi yang terjadi di Indonesia saat ini banyak dikagumi oleh para pemimpin Amerika, Eropa dan negara-negara muslim di Timur Tengah karena sistem demokrasi di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan negara lainnya.
Hidayat Nurwahid optimis bahwa reformasi di Indonesia telah banyak melahirkan pemimpin lokal yang bagus dan mampu membuat terobosan yang makin mensejahterakan masyarakat. ***

Tidak ada komentar: