Selasa, 08 Juli 2008

Krisis BBM Berlanjut di Jambi

Jambi -
Antrian Panjang Bahan Bakar Minyak premium dan solar di Jambi terus berlanjut. Kelangkaan BBM ini sangat meresahkan bagi warga di Provinsi Jambi untuk itu, warga meminta agar pemerintah mengambil tindakan serius untuk mengatasi kerisis BBM ini.
Pantauan koran ini, hampir diseluruh SPBU di Kota Jambi terlihat antrian panjang kendaraan roda empat dan sepeda motor. Kondisi itu terlihat dari pagi hari hingga menjelang malam. Bahkan saking panjangnya antrian itu, menyebabkan terganggunya arus lalu lintas. Seperti yang terlihat di SPBU Simpang Rimbo antrian kendaraan hingga mecapai 1 Kilo meter. Begitu juga di SPBU Talangbakung, Palmerah, SPBU Talang Banjar, SPBU Selincah, dan sejumlah SPBU lainnya.
Salah seorang warga Samsul ( 34 ) mengaku resah dengan adanya kelangkaan BBM ini menurutnya, dirinya terpaksa antri berjam–jam untuk untuk mendapatkan minyak lanjutnya,” kita minta tindakan serius dari pemeritah untuk mengatasi persoalan ini. Pihak pertamina Jambi harus bertanggung jawab terhadap masyarakat,”katanya
Sementara itu Ketua Umum LSM Panji, Kemas Mucshin ketika dimintai komentarnya terkait kelangkaan BBM ini meminta agar pemerintah mengantisipasi krisis ini, apalagi masyarakat Provinsi Jambi akhir –akhir ini selalu menjadi korban seperti pemadaman listrik berkala, antrian BBM dan juga matinya saluran air PDAM
“Saya rasa ini adalah penderitaan masyarakat Jambi, rakyat semakin menjerit langkah pemerintah tidak ada. Di Jambi ini, merupakan produsen minyak. Kemana larinya minyak. Dan kenapa Jambi tidak bisa memproduksi BBM sendiri,” tanyanya heran
Akibat kelangkaan Bahan Bakar Minyak ini ternyata banyak dimanfaatkan oknum –oknum tertentu untuk meraup keuntungan akibatnya, masyarakat yang mengantri hingga berjam–jam kadang kala terpaksa kehabisan stok. Okum–oknum tersebut ternyata diketahui membeli minyak dari sejumlah mobil–mobil dengan harga sebesar Rp 7000 per liternya
“ Saya membeli minyak dari mobil angkot dengan harga Rp 7000 per liternya dan menjualnya kepada masyarakat Rp 9000 perliternya,” Kata salah seorang pengecer yang enggan disebut identiatsnya.
Selain menggunakan mobil para oknum–oknum yang meraup keuntungan ini juga membeli minyak dengan cara berulang–ulang kali di sejumlah SPBU kemudian dari tangki BBM nya dikeluarkan lagi dan dijual kepada masyarakat.***

Tidak ada komentar: